Monday, July 24, 2017

Chris Froome Juara Tour de France untuk Keempat Kalinya


Paris - Pebalap Inggris Chris Froome kembali memenangi kejuaraan balap sepeda paling bergengsi di dunia, Tour de France. Inilah kali keempat Froome jadi juara Tour de France.

Setelah melalui 21 etape selama tiga pekan dengan jarak tempuh total 3.540 kilometer, Froome menjadi pebalap terbaik dengan catatan waktu 86 jam 20 menit 55 detik. Pebalap yang membela Team Sky itu unggul 54 detik atas Rigoberto Uran (Kolombia) yang berada di posisi kedua. Pebalap Prancis, Romain Bardet, menempati posisi ketiga dengan catatan waktu 2 menit 20 detik di belakang Froome.

Bagi Froome, ini adalah gelar keempatnya di Tour de France. Dia sebelumnya juga berjaya pada tahun 2013, 2015, dan 2016.


"Setiap kemenangan saya adalah perjuangan yang unik dan berbeda hingga sampai ke momen ini," ucap Froome setelah menyelesaikan lomba.

"Semua kemenangan itu sangat spesial, tapi ini akan diingat sebagai yang paling ketat dan dengan perjuangan paling keras," kata pebalap berusia 32 tahun itu seperti dikutip BBC.

Froome sekarang hanya butuh satu gelar lagi untuk menyamai rekor peraih gelar terbanyak di Tour de France, yang saat ini dipegang oleh Eddy Merckx (Belgia), Miguel Indurain (Spanyol), Jacques Anquetil (Prancis), dan Bernard Hinault (Prancis).
Chris Froome Juara Tour de France untuk Keempat KalinyaChris Froome tak memenangi satu pun etape Tour de France 2017 (REUTERS/Pascal Rossignol)

Dalam Tour de France tahun ini, Froome tak memenangi satu etape pun. Dia menjadi pebalap ketujuh yang menjuarai Tour de France tanpa memenangi satu etape pun.

Berkat kemenangannya di Tour de France, Froome berhak membawa pulang hadiah 500 ribu euro (sekitar Rp 7,7 miliar). Sementara itu, Uran mendapatkan 200 ribu euro (sekitar Rp 3,1 miliar) dan Bardet 100 ribu euro (sekitar Rp 1,55 miliar).

Warren Barguil (Prancis) dari Team Sunweb memenangi jersey polkadot dan berhak atas gelar raja tanjakan di Tour de France tahun ini. Sementara itu, rekan setim Barguil, Michael Matthews (Australia), menjadi pemenang jersey hijau setelah mengumpulkan poin terbanyak dengan 370 poin.

Pebalap Inggris, Simon Yates, memenangi jersey putih setelah menjadi pebalap muda (di bawah 25 tahun) terbaik dengan finis di posisi ketujuh klasemen akhir.

Saturday, July 8, 2017

Antusiasme Tinggi, Jakarta 10K Mungkin Kembali ke Monas


Jakarta - Perhelatan Milo Jakarta International 10K dalam dua tahun terakhir dianggap sukses besar. Maka ada usulan lomba lari itu kembali digelar di Monas.

Berlangsung di Rasuna Epicentrum, Kuningan, Minggu (23/7/2017), event lari Jakarta International 10K sukses digelar. Sebanyak 15 ribu peserta dalam dan luar negeri hadir dalam event dalam rangkaian perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) DKI Jakarta ke-490 ini.

Pelari Kenya menjadi peserta yang mendominasi gelar juara baik di kategori open putra maupun putri. Kennedy Lilan berjaya di kategori putra sementara kategori putri jadi milik Penina Jepkoec Kigem.

Sementara kategori nasional juara bertahan Agus Prayogo masih menjadi yang tercepat di lintasan 10 K. Dia mencatatkan waktu 32 menit dan kategori nasional putri, Odekta Vina Naibaho, juara baru yang berhasil mengalahkan para pesaingnya usai finis tercepat dengan waktu 37 menit tiga detik.

Kepala Bidang Pembinaan Prestasi Olahraga Dinas Pendidikan Olahraga (Dispora) DKI Jakarta Ondang Gufron menyambut baik suksesnya event tersebut. Hanya ada beberapa catatan darinya, baik kritikan maupun masukan.

"Semakin hari animonya semakin meningkat apalagi melihat keseriusan pelari sekarang. Kalau sebelumnya selalu ada pengerahan massa untuk hadir dalam event, tapi sekarang dengan berbayar pun pesertanya lebih banyak dan sungguh-sungguh ingin finish," kata Ondang usai acara.

"Selain itu, ajang kali ini tidak hanya menggulirkan kategori 10K dan 5K tapi kemudian ada family run. Tentu ini sekaligus menumbuhkan kecintaan olahraga dari lingkungan yang terdekat," lanjutnya.

Ondang juga mengapresiasi Milo karena terus berkomitmen untuk mensponsori gelar ini. Baginya, ini menguntungkan karena tidak lagi membebani APBD seperti penyelenggaraan-penyelenggaraan sebelumnya.

"Sejak 2004 hingga 2015 event ini dibiayai APBD DKI. Tapi 2010 kerjasama dengan Milo. Nah, tahun 2016 dan 2017 kolaborasi ini kami lepas ke swasta. Tentu ini menjadi keuntungan bagi olahraga DKI di mana pemerintah saat ini sifatnya hanya sebagai stimulan saja," paparnya.

"Saya berharap tidak hanya 10K saja, tapi event cabang-cabang lain banyak yang bisa melibatkan swasta. Terus terang dengan banyaknya cabor Pemda punya keterbatasan anggaran. Makanya kami ingin ada kerjasama lebih dengan swasta."

Di luar itu, Ondang juga menyebut ada keinginan dari panitia penyelenggara untuk bisa mengembalikan event lari ini ke Monas. Untuk diketahui, ini menjadi tahun kedua event Jakarta International 10K digelar di Kuningan seiring larangan menggelar acara komersial di Monas.

"Ya, ada usulan untuk dikembalikan ke Monas tahun depan. Tapi semua kan ada tata aturannya. Usulan ini akan kami sampaikan ke tingkat pimpinan untuk diambil keputusannya," tuntasnya.

Friday, July 7, 2017

Lorenzo Belum Oke di Ducati, Abraham: Dovizioso Awalnya Juga Begitu


Jakarta - Jorge Lorenzo belum mampu mendapatkan hasil memuaskan di paruh pertama musim bersama Ducati. Rider Aspar Ducati Karel Abraham tak heran dengan peforma Lorenzo.

Pebalap Spanyol itu hanya sekali naik podium di Jerez, sekali tidak finis dan kesulitan khususnya di dua balapan terakhir. Alhasil setelah sembilan balapan, Lorenzo hanya menempati peringkat sembilan klasemen usai mengumpulkan 65 poin, bahkan di bawah pebalap tim satelit macam Danilo Petrucci (66 poin) dan duo Tech 3 Jonas Folger (71) dan Johann Zarco (84).
Lorenzo Belum Oke di Ducati, Abraham: Dovizioso Awalnya Juga Begitu
Dibandingkan dengan rekan setimnya, Andrea Dovizioso, Lorenzo jauh tertinggal usai terpaut 58 poin. Dovizoso berhasil tiga kali naik podium, termasuk meraih kemenangan di Mugello dan Catalunya dan kini diperhitungkan sebagai salah satu kandidat juara.

"Jorge memang sedikit kesulitan, tapi aku sudah tahu itu," ujar Abraham yang dilansir GPOne. "Bagaimanapun dia sudah mencapai sejumlah hasil bagus, seperti podium di Jerez."

"Sedangkan motornya, kita lihat saja. Dia mulai terbiasa kok. Dovizioso juga kesulitan selama beberapa musim dan sekarang dia membalap untuk menang."

"Lorenzo akan mengunggangi motornya dua tahun dan dia akan terbiasa dengan Ducati. Dia akan semakin cepat dan berada di papan atas," kata pebalap Republik Ceko itu yakin.

Paruh kedua musim akan bergulir di Brno, Republik Ceko, awal Agustus nanti.

Wednesday, July 5, 2017

Paruh Musim MotoGP 2017: Yang Konsisten, yang Mengecewakan, dan Para Kejutan


Jakarta - Pada tulisan pertama di awal musim, saya sudah prediksi ketatnya persaingan musim ini. Gambaran persaingan yang sengit sebenarnya sudah terbaca sejak pramusim. Dengan regulasi yang berlaku, Dorna sebagai pihak penyelenggara berusaha menyajikan balapan yang seru dan menjadikan MotoGP sebagai tontonan yang tidak monoton.

Umumnya kita bisa memprediksi balapan MotoGP yang menang itu-itu aja. Mereka yang disebut sebagai fantastic four: Marquez, Rossi, Dani dan Lorenzo.

Dari separuh musim yang sudah dijalani beberapa kesimpulan bisa diambil. Muncul pebalap-pebalap yang sangat konsisten seperti Marquez, Rossi dan Dovi. Sementara beberapa yang lain tampil jauh di luar harapan, yang dibicarakan di sini, tentu saja, Jorge Lorenzo. Ada juga rider yang tampil mengejutkan, yang justru merupakan para rookie seperti Johann Zarco dan Jonas Folger.
Paruh Musim MotoGP 2017: Yang Konsisten, yang Mengecewakan, dan Para Kejutan
Yuk, kita bahas satu per satu performa beberapa pebalap di separuh pertama musim 2017 ini:

Marc Marquez

Musim 2017 berjalan berat untuk Marquez di seri-seri awal, dia harus struggle di seri pertama dan kedua setelah gagal dapat podium. Baru pada balapan ketiga dia bisa naik podium, dan sekaligus meraih gelar juara.

Sukses Marquez itu juga didasari karena track record-nya yang sangat bagus di sirkuit COTA Amerika Serikat. Marc tercatat selalu menempati pole position dan diakhiri dengan podium utama.

Peralihan dari tipe mesin screamer ke tipe bing bang memberi pengaruh dalam perbaikan performa Marquez. Perbedaan karakter mesin tersebut mau tak mau memaksa pebalap dan mekanik Honda beradaptasi secara detil terhadap hal-hal kompleks.

Dengan sejauh ini mengumpulkan 129 poin dan jadi pemuncak klasemen, Mac berpeluang mempertahankan titel juara dunianya.




Maverick Vinales

Vinales menjalani start impian pada dua seri pertamanya di atas motor Yamaha. Di Qatar dan Argentina dia meraih podium tertinggi, yang membuatnya mengumpulkan poin sempurna 50. Statistik tersebut makin membuat Vinales menegaskan dirinya sebagai pesaing utama Marquez di perebutan titel juara dunia. Apalagi dia punya karakter balap agresif.

Tapi faktanya, kedua pebalap tidak pernah fight di 9 seri yang sudah berlangsung. Padahal ini yang dinantikan penonton setia MotoGP. Marquez dan Vinales tidak pernah benar-benar berduel di atas lintasan, malah mereka belum sekalipun sama-sama naik podium. Satu-satunya 'duel' terjadi di sesi latihan bebas MotoGP Jerman.

Tiga kali finis di luar podium serta dua kali gagal finis membuat Vinales kehilangan puncak klasemen yang sempat dia punya. Tapi dengan dukungan Team Yamaha Factory, banyak pengamat masih meyakini Vinales masih menjadi kandidat juara dunia.

Andrea Dovizioso

'Wow' adalah ekspresi yang tepat untuk menggambarkan penampilan Dovi di sembilan balapan pertama musim ini. Dua kemenangan dan statistik tidak pernah finis di luar delapan besar (kecuali saat jatuh di Argentina) menunjukkan daya saing rider asal Italia ini.

Bukan tak mungkin Dovi punya kesempatan untuk jadi juara dunia bersama Ducati, melanjutkan apa yang diraih Casey Stoner 10 tahun yang lalu. Perlu diketahui, Stoner menjadi juara dunia dalam atmosfer balap yang sangat berbeda dengan keadaan dan regulasi saat ini. Tidak ada batasan penggunaan mesin, tidak ada one make tire dan tidak ada one make ECU.

Dua kemenangan didapat Dovizioso di paruh pertama musimDua kemenangan didapat Dovizioso di paruh pertama musim (Mirco Lazzari gp/Getty Images)


Dovi juga bisa dibilang punya jam terbang yang tinggi di atas motor buatan Italia tersebut dibandingkan yang lainnya. Dan pastinya, Ducati bakal berusaha semaksimal mungkin untuk meraih puncak klasemen pebalap dan konstruktor di akhir musim.

Valentino Rossi

Ada fenomena menarik pada Valentino Rossi di paruh pertama musim ini. Dia kerap dapat hasil yg kurang bagus di free practice 1-4, bahkan sampai kualifikasi. Tapi saat balapan penampilannya berubah, yang membuatnya sudah mengoleksi empat podium. Termasuk satu kemenangan di Assen.

Kenapa bisa begitu? Vale tidak mengutamakan lap time, melainkan pace lap. Vale sadar betapa pentingnya starting grid, tapi itu bukanlah segalanya. Ada yang jauh lebih penting yaitu podium dan poin tentunya.

Walaupun baru dapat satu kemenangan di Assen, The Doctor terbilang sangat konsisten. Bertengger di posisi empat klasemen dengan hanya terpaut 10 point dari Marc Marquez, itu artinya Vale sejauh ini masih bisa menjaga berpeluang menjadi juara dunia.

Dani Pedrosa

Hasil yang tidak buruk untuk Pedrosa tahun ini dengan meraih lima kemenangan dari sembilan balapan yang dilalui. Pedrosa malah membuat kejutan saat menang di Jerez.

Dari satu balapan ke balapan lain, dia selalu punya kesempatan untuk naik podium. Dengan gaya balap yang sempurna antara tikungan kanan dan kiri, Dani juga pebalap yang konsisten. Hanya saja dia punya kondisi yang kurang menguntungkan karena posturnya yang 158cm dan bobot hanya 48 kg. Dani Kesulitan mendapatkan grip ban maksimal, tetapi unggul di akselerasi karena memiliki bobot paling ringan di antara rider lainnya.

Johann Zarco dan Jonas Folger

Berstatus newcomer, Johan Zarco berhasil memaksa banyak orang menaruh perhatian padanya. Meski beraksi dengan motor tim satelit, Zarco tampil gemilang di beberapa balapan.

Dia sudah menjadi pusat perhatian saat memimpin balapan pada seri pembuka di Qatar, meski pada akhirnya gagal finis karena crash. Padahal andai saja di seri pertama Zarco tidak terjatuh, bisa saja dia menempati podium utama pada sirkuit tersebut.

Zarco tampil penuh kejutan di balapan-balapan berikutnya, termasuk saat naik podium kedua di Prancis. Kecuali crash di Qatar dan finis ke-14 di Belanda, Zarco tak pernah dapat hasil lebih buruk dari finis di urutan sembilan.

Hal yang sama juga dialami oleh Jonas Folger, yang menempati posisi tujuh di klasemen pebalap. Sama-sama pendatang baru dari team satelite yang juga sama, keduanya sama-sama dianggap "dark horse" untuk kelas para raja.

Folger nyaris menang pada balapan kandang di MotoGP Jerman. Namun itu terhalang gara-gara grip ban menurun drastis di second last lap. Well, good result for a new comer.

Lorenzo dan Rider Lainnya

Penurunan performa Jorge Lorenzo mungkin sudah diprediksikan. Tapi dua kemenangan yang sudah diraih Dovizioso membuat Lorenzo makin dapat nilai jelek. Setelah sembilan balapan, dia kini duduk di posisi sembilan dengan capaian terbaik berupa podium ketiga di Jerez.

Sejauh ini Ducati menunjukan performa yang sangat baik. Lorenzo sebenarnya juga pebalap yang sangat rapi, sangat bagus dan masih dianggap sebagai top level rider motogp.

Lorenzo tampil mengecewakan di separuh pertama musimLorenzo tampil mengecewakan di separuh pertama musim (AFP PHOTO / ROBERT MICHAEL)


Apakah adaptasi menjadi kendala? Kemungkinan terbesar begitu. Perbedaan karakter yang sangat mencolok antara Yamaha dan Ducati membuat Lorenzo kepayahan. Yamaha dikenal sebagai motor yang paling bagus handling-nya, sedangkan Ducati justru paling sulit handlingnya. Butuh adaptasi tingkat tinggi untuk Lorenzo bisa menguasai Ducati secara keseluruhan.

Berbanding terbalik dengan Lorenzo, Danilo Petruci tampil impresif musim ini dan menuai banyak pujian. Pebalap satelite Ducati dari Team OCTO Pramac Racing ini menyita perhatian dengan beberapa kali naik podium. Inilah bukti keberhasilan regulasi Dorna yang ingin membuat balapan di kelas Motogp lebih ketat, lebih kompetitif antara team factory dan satelite.

****

Paruh musim kedua MotoGP akan dimulai pada 6 Agustus mendatang di Sirkuit Brno, Republik Ceko. Gap point yang sangat rapat antara pebalap menjanjikan tontonan yang seru di sembilan sesi terakhir. Layak kita nantikan drama apalagi yang akan tersaji di seri-seri tersebut.

Mungkinkah pabrikan seperti Aprilia, Suzuki dan KTM mengganggu dominasi big five klasemen? Ataukan Cal Crutchlow, Andrea Ianone, Aleix Espargaro gantian bangkit di separuh musim kedua?

Kita lihat dan saksikan bersama-sama.


Wassalam.


====

Penulis adalah orang yang tidak punya hobi apa-apa, selain otomotif dan sepeda. Mantan pebalap nasional dan asia dalam kurun waktu 15 tahun. Instruktur untuk pebalap muda binaan Astra Honda Motor serta founder @43racingschool pemilik akun Instagram @mfadly43

Monday, July 3, 2017

Lomba Renang Phelps vs Hiu, Siapa yang Menang?


Jakarta - Tak ada yang meragukan kehebatan Michael Phelps dalam berenang. Tapi saat Phelps diadu dengan seekor hiu, siapa yang lebih cepat?

Lomba renang antara Phelps dan seekor hiu putih merupakan bagian dari program Shark Week di saluran Discovery. Bertajuk 'Phelps vs. Shark: Great Gold vs. Great White', balapan itu akan mengadu kecepatan Phelps melawan hiu putih dalam lomba renang 100 meter.

Adu kecepatan itu tentu saja tak dilakukan di sebuah kolam renang layaknya di Olimpiade. Phelps dan si hiu berenang di perairan terbuka di Afrika Selatan --tentu saja-- secara terpisah. Catatan waktu keduanya lantas dibandingkan.

Secara alamiah, Phelps jelas tak bisa menandingi kecepatan hiu. Atlet tersukses di Olimpiade dengan 23 medali emas itu tercatat punya kecepatan terbaik 8 km/jam. Sementara itu, seekor hiu putih bisa berenang dengan kecepatan mencapai 40 km/jam. Meski demikian, pakar yang mendampingi Phelps menilai perenang Amerika Serikat itu punya daya tahan yang bisa membantu.

Meski menyadari peluangnya kecil, Phelps tetap mempersiapkan diri dengan maksimal. Phelps juga dibekali sebuah pakaian renang khusus dengan sirip di bagian kaki.

"Saya tahu ini akan sangat sulit. Bagi saya, bisa mempersiapkan diri dan siap secara mental untuk masuk ke air dengan hiu --di perairan terbuka, di habitat mereka-- saya pikir itu adalah sesuatu yang jelas berbeda dan menantang dari apa yang biasa saya lakukan. Saya tidak pernah mundur dari tantangan," ujar Phelps soal persiapannya seperti dilansir Vanity Fair.

Dengan teknologi komputer, aksi Phelps dan hiu itu kemudian digabungkan seolah keduanya sedang berenang bersisian. Si hiu mampu menyentuh garis finis dengan catatan waktu 36,1 detik, sementara Phelps lebih lambat dua detik dengan catatan waktu 38,1 detik.

The moment of glory for #TeamShark!!! #PhelpsVsShark #SharkWeek pic.twitter.com/NWYp1CwiRa

— Shark Week (@SharkWeek) July 24, 2017


Tak puas dengan hasilnya, Phelps 'menantang' untuk tanding ulang.

Rematch? Next time..warmer water. #SW30 @Discovery @SharkWeek

— Michael Phelps (@MichaelPhelps) July 24, 2017


"Tanding ulang? Lain kali...di air yang lebih hangat," tulis Phelps di akun Twitter-nya.

Sunday, July 2, 2017

Ketika Jintar Melawan Usia dan Karateka Muda: Diet Ketat, Kikis Habis Asam Laktat


Jakarta - Jintar Simanjuntak belum mau berhenti menjadi ujung tombak Indonesia. Saat usianya makin bertambah, karateka Sumatera Utara itu rela menjalani diet ketat sekaligus lebih rajin memerangi asam laktat.

Jintar menyadari tugas beratnya di SEA Games 2017 Kuala Lumpur pada Agustus nanti. Dia masih menjadi salah satu tumpuan Indonesia untuk menyumbangkan medali emas.

Soal pengalaman sih, Jintar sudah cukup kenyang. SEA Games Kuala Lumpur nanti akan menjadi SEA Games kelima yang dilakoninya.

Tapi, dengan pengalaman panjangnya itu pula terlihat kalau Jintar bukanlah karateka muda berusia 20-an. Dia akan tampil pada SEA Games Malaysia nanti pad aumur 31 tahun.

Bukan apa-apa, Jintar tak bisa menafikkan kalau fisiknya sudah tak lagi sama dengan ketika dia masih berada pada periode awal 20-an. Dengan kondisi itu, dia kini harus melawan karateka-karateka yang lebih muda.

"Kalau dulu masih muda apapun bisa dilakukan, makan apapun bisa. Tapi, sekarang semua harus diatur," kata Jintar yang ditemui detikSport, Senin (24/7/2017).

Untuk urusan makan, enaknya sih, Jintar tak memiliki pantangan khusus. Namun, sekarang dia harus menakar dengan tepat perbandingan nasi, sayur, dan lauknya.

Begitu pula untuk menjaga kebugarannya. Jintar harus lebih piawai mengusir asam laktat yang bisa menyebabkan nyeri otot.

Ketika Jintar Melawan Usia dan Karateka Muda: Diet Ketat, Kikis Habis Asam Laktat

"Selain latihan fisik dan teknik setiap hari, ada maintenance sejak enam atau tujuh bulan yang lalu dari Prima. (Untuk) latihan fisik paling 15-30 menit, itu biasanya hari libur untuk menghilangkan asam laktat," tutur Jintar.

Kombinasi pengalaman, dukungan barisan pelatih, dan Satuan pelaksana program Indonesia Emas (Satlak Prima) itu membuat Jintar tak kesulitan untuk mengatur fisiknya. Berat badannya pun stabil untuk tampil pada nomor dan kelas spesialisnya kumite (tanding) -64 kg.

Jintar juga selalu membisikkan motivasi kepada dirinya sendiri. Jintar bertekad untuk mengulang suksesnya SEA Games 2011 Jakarta dan 2013 Myanmar, sama-sama mendapatkan medali emas.

"Target saya final dulu setelah itu baru saya bisa membidik yang lebih tinggi karena persaingan sekarang sudah merata. Kita tidak bisa melihat negara ini yang paling kuat atau ini tidak. Tapi kekuatannya semua sama," katanya.

Satu bekal lain, Jintar mendapatkan pelajaran berharga dari Kejuaraan Asia di Astana, Kazakhstan. Di ajang itu, Jintar tersingkir di babak awal. Dia berteka dmembayar kegagalan di ajang tersebut saat tampil di SEA Games nanti.

Selamat bertarung, Jintar!

Saturday, July 1, 2017

Tiga Pebalap ABM Motorsport Naik Podium di ISSOM Seri Ketiga


Sentul - ABM Motorsport kembali mengaspal di Indonesia Sentul Series of Motorsport 2017 setelah libur lebaran. Sayangnya, di seri ketiga hanya tiga pebalap yang naik podium.

ISSOM kembali digelar setelah jeda musim di bulan Mei-Juni karena adanya bulan puasa dan hari raya Idul Fitri. Seperti biasa, ajang balap level nasional ini dihelat di Sirkuit Internasional Sentul, Minggu (23/7/2017) kemarin.

ABM sebagai juara bertahan dalam empat musim terakhir pun masih jadi favorit untuk meraih kemenangan di 10 kelas yang diikuti di seri ketiga ISSOM ini. Sayangnya, hanya tiga pebalap saja yang mampu naik podium dengan satu tampil sebagai juara.

Dia adalah pebalap termuda di ISSOM sekaligus ABM, yakni Gerhard Lukita, yang memenangi seri balapan Super Touring Championship kelas 2.000. Selain itu, Gerhard juga jadi runner-up di kelas Euro 2.000

Sementara, pebalap ABM lainnya, Jimmy Lukita, yang mengalami masalah mesin pada sesi kualifikasi, Sabtu (22/7), berhasil finis ketiga pada kelas BMW Super Touring 3.600 dan Super Touring 3.600, setelah star dari posisi ke-20.

Sementara Ronny Supardi yang turun di kelas Super Car Championship meraih podium kedua. Tiga pebalap ABM lainnya, Dodi Saputra, Ariyanto, dan M. Diponegoro tidak berhasil finis karena masalah teknis.

"Kami akan segera lakukan evaluasi teknis untuk membenahi performa mobil sehingga akan siap berkompetisi pada ajang seri berikutnya. Kami juga akan menurunkan juga beberapa pembalap kami yang berhalangan mengikuti balap seri 3 ini." ujar Agus Sidiq selaku Manager Tim ABM Motorsport dalam perbincangan dengan detikSport.

ISSOM akan kembali libur dua bulan sebelum seri keempat digelar lagi pada 23-24 September mendatang.